Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis – Materi Terbaru 1

Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis

A.       Pengertian Pemahaman Entitas

Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasi isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif. Pemahaman tersebut juga membantu mencegah dihasilkannya temuan yang menyesatkan (misleading). Pemahaman atas entitas yang diaudit juga penting dilakukan untuk mempertajam tujuan audit, mengidentifikasi isu-isu kritis, dan menghindari dihasilkannya temuan yang misleading sehingga audit dapat dilaksanakan lebih ekonomis, efisien, dan efektif.

B.       Tujuan Pemahaman Entitas

Seperti yang telah disebutkan, pemahaman entias bertujuan untuk:

  1. Mengumpulkan informasi relevan terkait dengan latar belakang entitas, bentuk bisnis, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kewajiban hukum
  2. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dinilai berisiko terhadap jalannya audit maupun terhadap munculnya salah saji materil pada laporan keuangan
  3. Memfokuskan tujuan dan pelaksanaan audit langsung kepada wilayah yang dinilai berisiko dan berkemungkinan terjadi salah

C.       Tahapan Pemahaman Entitas

Perencanaan Audit

Tujuan dilakukannya perencanaan audit:

1. Bukti yang Tepat dan cukup (relevan dan handal)

(a) Utk meminimalkan kwajiban hukum (jika terjadi)

(b) Reputasi KAP / Auditor terjaga

2. Audit Cost terukur dan wajar

(a) kompetitif

3. Kesalahpahaman dengan klien tidak terjadi

Preplan

Pada tahapan preplan atau persiapan perencanaan, auditor akan menentukan apakah akan menerima klien atau menolak klien. Dalam audit, klien/auditee dapat dibedakan menjadi dua, yakni klien lama dan klien baru. Klien lama diartikan sebagai entitas yang sebelumnya sudah pernah diaudit oleh auditor, sedangkan klien baru diartikan sebagai entitas yang sebelumnya belum pernah diaudit oleh auditor. Pada tahapan ini, auditor akan memperhatikan beberapa faktor, yakni:

 

a. Auditor memutuskan menerima klien baru atau melayani klien lama

Seperti yang telah dijelaskan, auditor akan menentukan apakah akan menerima klien ataupun menolak klien. Berikut ini adalah perlakuan atau hal yang harus dilakukan auditor jika dihadapkan pada kondisi klien yang berbeda.

  • Auditor dihadapkan dengan klien lama yang sebelumnya sudah pernah diaudit oleh Auditor

Apabila auditor dihadapkan pada kondisi demikian, maka auditor harus melihat apakah pada audit sebelumnya terdapat masalah yang berisiko pada jalannya audit di tahun berjalan. Apabila auditor tidak menemukan adanya indikasi masalah yang berisiko pada audit tahun sebelumnya dan tahun berjalan maka auditor dapat mempertimbangkan untuk menerima klien tersebut.

Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis
Apabila dilihat pada bagan, KAP X dapat mempertimbangkan untuk menerima PT A di audit tahun 2019 dikarenakan tidak adanya indikasi masalah pada audit tahun 2018.
  • Auditor dihadapkan dengan klien baru yang sebelumnya sudah pernah diaudit oleh auditor lain

Apabila auditor dihadapkan pada kondisi demikian, maka auditor harus melihat apakah pada audit sebelumnya terdapat masalah yang berisiko pada jalannya audit di tahun berjalan. Auditor harus memperhatikan hubungan antara calon klien dengan auditor sebelumnya. Apabila auditor tidak menemukan adanya indikasi masalah yang berisiko pada audit tahun sebelumnya dan tahun berjalan maka auditor dapat mempertimbangkan untuk menerima klien tersebut.

Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis
Apabila dilihat pada bagan, KAP X dapat mempertimbangkan untuk menerima PT B di audit tahun 2019 dikarenakan tidak adanya indikasi masalah pada audit tahun 2018.
  • Auditor dihadapkan dengan klien baru yang sebelumnya belum pernah diaudit oleh auditor manapun

Apabila auditor dihadapkan pada kondisi demikian, maka auditor harus mengumpulkan informasi dari lembaga maupun pihak lainnya yang pernah berhubungan dengan calon klien. Auditor harus memperhatikan hubungan antara calon klien dengan lembaga maupun pihak lainnya tersebut. Apabila auditor tidak menemukan adanya indikasi masalah yang berisiko pada audit tahun sebelumnya dan tahun berjalan maka auditor dapat mempertimbangkan untuk menerima klien tersebut.

Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis
Apabila dilihat pada bagan, KAP X dapat mempertimbangkan untuk menerima PT C di audit tahun 2019 dikarenakan tidak adanya indikasi masalah pada audit tahun 2018.

b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien membutuhkan audit

Setelah memperoleh informasi awal terkait indikasi masalah klien, auditor juga harus memerhatikan dan mengidentifikasikan mengapa klien membutuhkan audit. Dalam menerima

klien, auditor harus mengidentifikasikan mengapa klien membutuhkan audit, agar auditor dapat memastikan bahwa tidak ada indikasi masalah yang dapat membahayakan jalannya audit nantinya.

c. Auditor memahami syarat penugasan oleh klien

Setelah menerima klien, auditor akan menerima engagement letter yang merupakan syarat penugasan yang diberikan oleh klien kepada auditor. Pada engagement letter, manajemen dari klien akan mencantumkan tujuan dari audit, tanggungjawab auditor dan tanggungjawab klien, serta batasan dalam audit. Auditor harus memahami syarat penugasan terlebih dahulu sebelum mengembangkan strategi audit awal,

d. Auditor mengembangkan strategi audit

Setelah memahami syarat penugasan yang diberikan oleh klien, auditor dapat merancang strategi audit awal dan mengembangkannya. Strategi audit yang dirancang oleh auditor berisi gambaran umum hal yang akan dilakukan selama tahapan audit, teknik pengumpulan bukti awal, serta asesmen risiko awal.

 

Obtain background information of client

“Auditor mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas”—Arens

Arti Penting :

  1. Going Concern Entitas terhadap kondisi ekonomi yang terjadi
  2. Teknologi terkait hubungan dengan customer dan supplier —> Auditor perlu informasi yang mendalam tentang customer dan supplier
  3. Teknologi dalam proses Bisnis klien —> Auditor harus paham
  4. Pengembangan operasi klien secara global —> Resiko bertambah, sample audit lebih banyak

Pemahaman Entitas dan Prosedur Analitis
5. Kompleksitas Bisnis klien yang memerlukan perlakuan akuntansi yang rumit

Pada tahapan ini, auditor akan mengumpulkan informasi mengenai latar belakang dari klien. Auditor melaksanakan tahapan ini dengan tujuan untuk melakukan risk assessment terkait dengan risiko bawaan bisnis dari entitas. Dalam melaksanakan tahapan ini, auditor akan memperhatikan beberapa hal yakni:

a. Industri dan lingkungan bisnis

Untuk industri dan lingkungan bisnis, auditor akan memerhatikan beberapa faktor yakni faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal merupakan faktor dari luar entitas yang Sebagai contoh: kondisi pesaing pada industri start-up yang banyak dapat meningkatkan risiko bisnis klien.

Faktor internal merupakan faktor dari dalam entitas yang diperiksa. Sebagai contoh: penerapan prinsip akuntansi pada perusahaan perternakan berupa pencatatan biologycal assets dapat meningkatkan risiko bisnis klien dikarenakan prinsip akuntansi yang digunakan bersifat khusus.

b. Proses dan operasi bisnis

Untuk proses dan operasi bisnis klien, auditor akan menilai bagaimana efektivitas dan efisiensi jalannya operasi bisnis klien. Auditor akan mengidentifikasikan apakah sistem yang dijalankan dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya salah saji dikarenakan error maupun fraud.

c. Manajemen

Untuk faktor manajemen, auditor akan menilai bagaimana manajemen bersikap terhadap segala sesuatu yang dihadapi oleh entitasnya. Pada faktor ini, auditor lebih menekankan pada bagaimana manajemen mempertimbangkan untuk mengambil setiap keputusan dan menghadapi risiko yang akan diterima, serta bagaimana manajemen merespon risiko tersebut.

d. Tujuan dan strategi

Untuk faktor tujuan dan strategi klien, auditor akan menilai apakah tujuan yang ditetapkan oleh manajemen telah sesuai dengan tujuan utama dari setiap entitas bisnis yakni:

  • Untuk mencapai kewajaran pelaporan keuangan
  • Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi operasi
  • Untuk mencapai kepatuhan terhadap peraturan

Selain itu, auditor juga akan menilai bagaimana manajemen menyusun dan menjalankan strategi untuk mencapai tujuan dari entitas bisnis.

e. Pengukuran kinerja

Untuk faktor pengukuran kinerja, auditor akan menelaah bagaimana sistem pengukuran kinerja pada entitas yang diperiksa serta bagaimana pengevaluasian terhadap kinerja yang telah diberikan. Sebagai contoh apabila auditor tidak menemukan adanya Indikator Kinerja Utama yang jelas dan rasional pada entitas yang diperiksa maka auditor dapat menetapkan risiko bisnis yang tinggi pada entitas sebab tidak memiliki sistem pengukuran kinerja yang jelas.

 

Langkah-Langkah Pemahaman Industri & Entitas:

  1. Mempelajari kkp tahun sebelumnya
  2. Berdiskusi dengan management
  3. Berdiskusi dengan spi dan review laporan audit internal
  4. Berdiskusi dengan pihak lain yang pernah berhubungan dengan entitas atau industry sejenis, contoh : Auditor, lawyer, expert, etc
  5. mempelajari jurnal / publikasi terkait industry yang sesuai
  6. Mempelajari peraturan tentang bisnis dan industri terkait
  7. Berkunjung ke pabrik dan kantor klien
  8. Mempelajari dokumen internal klien

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada bisnis klien:

-Kondisi Ekonomi

  • Aktifitas ekonomi umum (inflasi, resesi, trend,
  • Rate dan ketersediaan pendanaan
  • Kebijakan pemerintah (Moneter, Fiskal, Pajak,tarif, dll)
  • Pandemi

-Kondisi industri dimana industri berada

  • Perkembangan teknologi
  • Persaingan pasar
  • Siklus pasar produk (musiman)
  • Peraturan terkait tenaga kerja

-Entitas Klien

  • Pengelolaan dan kepemilikan (Bentuk, SO,Pemilik, Sumber dana, dil)
  • Bisnis entitas (Produk, Pasar, Pemasok, Biayadan Operasi)
  • Kinerja keuangan (Ratio dan Trends)
  • Regulasi (Perijinan, Pajak, Pelaporan User)

Obtain information about client legal obligation

Pada tahapan ini, auditor akan mengumpulkan informasi terkait dengan kewajiban hukum dari klien. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa klien tidak memiliki masalah hukum dan kemungkinan tuntutan di masa yang akan datang. Pada tahapan ini, auditor biasanya akan mengumpulkan atau mencari dokumen sebagai berikut:

  • Akta pendirian perusahaan dan Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga
  • Risalah rapat dewan direksi dan dewan komisaris
  • Kontrak-kontrak yang telah, sedang, dan akan dijalankan

Auditor mencari dokumen dokumen tersebut untuk menilai dan menentukan risiko awal yang akan dihadapi selama tahapan audit, serta hal yang dinilai berpengaruh terhadap opini audit.

 

Pengertian Prosedur Analitis

Prosedur Analitis adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan nonkeuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Prosedur analitis dapat dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit berlangsung yakni saat perencanaan, pengujian dan penyelesaian audit.

Analisa prosedur adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan Menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan dengan tujuan untuk memahami bisnis klien lebih baik dan menilai risiko bisnis klien selain itu analisa prosedur juga membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit, contohnya segala sesuatu yang bersifat luar biasa (transaksi/peristiwa),angka-angka yang terlalu tinggi, rasio-rasio yang melenceng, dan trend yang ganjil.

Analisa prosedur dilakukan pada saat:

1. Planning Phase

2. Testing & Evidence Phase

3. Finishing Phase

Pada tahapan ini, auditor akan menguji dan menilai setiap angka, akun, dan kelompok akun yang berindikasi salah saji. Dalam melaksanakan prosedur analitis, auditor perlu menguasai pemahaman yang lebih terkait dengan akuntansi untuk melakukan penilaian.

Tujuan Prosedur Analitis

Tujuan dari pelaksanaan prosedur analitis, yaitu:

  1. Memahami kegiatan entitas yang diaudit

Umumnya auditor mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman tentang auditan yang diperoleh di tahun sebelumnya sebagai titik tolak perencanaan audit tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur analitis, perubahan yang terjadi dapat diamati dari perbandingan informasiyai tahun berjalan (yang belum diaudit) dengan informasi tahun sebelumnya yang telah diaudit. Perubahan tersebut dapat mencerminkan kecenderungan yang penting atau kejadian spesifik. Contohnya menurunnya persentase marjin kotor selama beberapa waktu dapat mengindikasikan inefisiensi kinerja perusahaan.

2. Menunjukkan kemungkinan salah saji

Perbedaan yang tidak diharapkan (fluktuasi yang tidak biasa) antara data keuangan tahun berjalan yang belum diaudit dengan data keuangan yang dijadikan pembanding dapat mengindikasikan adanya salah saji atau ketidakberesan akuntansi. Fluktuasi yang tidak biasa terjadi jika diperkirakan tidak ada perbedaan tetapi kenyataannya terjadi perbedaan, atau bila diperkirakan terjadi perbedaan, yang ternyata tidak terjadi. Aspek prosedur analitis ini sering disebut “arahan perhatian” karena prosedur ini menghasilkan prosedur yang lebih rinci dalam bidang audit khusus di mana terdapat kemungkinan ditemukannya salah saji.

Jenis Prosedur Analitis

Auditor menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun data lain terlihat wajar, prosedur ini diwajibkan dalam fase perencanaan untuk membantu dalam menentukan sifat, luasan, dan penetapan waktu pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam audit, prosedur analitis dapat dibagi menjadi lima jenis, yakni:

  1. Membandingkan data klien dan industri
  2. Membandingkan data klien dengan data periode sebelumnya yang sama
  3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien
  4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan auditor
  5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data non keuangan

Jenis analisa prosedur:

1. Komparasi ratio industry dan pesaing

Contoh: inventory turnover,gross margin, dll

2. Komparasi ratio tahun sebelumnya

Contoh:

(a) Saldo Trial Balance

(b) Rincian total saldo

(c) Ratio & Hubungan persentase

3. Komparasi dengan ekspektasi klien

Contoh:

(a) Budget : disusun dengan baik, bukan asal-asalan —Prosedur Penyusunan

(b) Realisasi : sesuai data actual atau ada rekayasa agar sesuai budget — Test of detail of transaction

4. Komparasi dengan ekspektasi auditor

5. Komparasi dengan data non keuangan

Contoh:

Tingkat hunian, kepuasan pelanggan — Revenue