Disrupsi Akuntansi

           Pada era serba modern dengan teknologi terbarukan ini, Disrupsi merupakan hal normal yang akan terjadi ke berbagai sektor, salah satunya pada akuntansi. Kenapa disrupsi bisa terjadi pada akuntansi? Karena pada dasarnya disrupsi yang diakibatkan oleh teknologi dan internet of things ini akan mengambil berbagai pekerjaan manusia yang bersifat dasar, berulang, hal-hal administratif dan pekerjaan kasar lainnya. Sifat pekerjaan seperti ini akan sangat mudah dilakukan oleh berbagai pemrograman dan robot atau ai (artificial inteligence). Oleh karena itu akuntansi memiliki sebagian pekerjaan yang memenuhi sifat tersebut (diluar hal yang termasuk dalam menganalisa) dan akan terdisrupsi, Dan terjadilah Disrupsi Akuntansi.

Disrupsi Akuntansi
Artificial Inteligence

Latar belakang Disrupsi Akuntansi 

   Dunia saat ini menghadapi suatu fase dimana seluruh implementasi teknologi guna memperbaiki produktivitas berevolusi kian masif.  Manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun inovasi perusahaan menjadi kunci keberhasilan dalam meraih prestasi dengan cepat.

       Industri 4.0 ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), mobile supercomputing, intelligent robot, neuro-technological brain enhancements, big data analytical. Fungsi kecerdasan ini membutuhkan kemampuan cybersecurity, pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen). Sistem produksi yang berbasis teknologi di industri 4.0 yang terdesentralisasi, bertindak secara otomatis akan memberikan dampak yang signifikan terhadap banyaknya pekerjaan yang bersifat berulang dan rutin di berbagai bidang termasuk akuntansi.

            Tentunya fenomena ini memunculkan tanda tanya besar tentang prospek dari akuntansi itu sendiri di masa depan. Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan mengikhtisar kejadian ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan oleh para stakeholder. Maka apakah era disruptif ini menjadi sebuah transformasi atau akuisisi profesi? Semua tergantung bagaimana akuntan dan lembaga pendidikan menyikapinya.

             Di tengah opini publik bahwa profesi akuntan tetap akan krusial dan tidak mungkin digantikan oleh mesin. Akademisi Oxford University Michael Osborne melalui kalkulator online ciptaan mereka yang mampu menghitung besar risiko sebuah profesi mengalami otomatisasi. Hasilnya, akuntan bersertifikasi memiliki risiko sebesar 95% mengalami otomatisasi dalam dua dekade kedepan. Adapun metodologi yang mereka gunakan untuk mengukur adalah ketanggapan sosial, kebutuhan negosiasi dan persuasi, tuntutan membantu dan menolong sesama, orisinalitas, ketangkasan, seni dan kreativitas, serta kebutuhan untuk bekerja di ruangan yang sempit. Menurut perhitungan ini, pekerja sosial, perawat, terapis, artis, desainer, insinyur, serta posisi manajerial perusahaan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk digantikan oleh robot.

Apa itu Disrupsi Akuntansi

                     Baik fungsi akuntansi dan audit sedang mengalami fase otomatisasi yang akan mengurangi kebutuhan secara substantif jumlah pegawai. Prediksi berbagai riset menunjukkan bahwa sistem pekerjaan secara tradisional campuran perlu digunakan bagi akuntan untuk meningkatkan keterampilan yang substansial. Gelombang perubahan pendidikan, pelatihan yang terbarukan, dan sejumlah besar kebutuhan pembelajaran yang baru.

         Baru-baru ini, teknologi disruptif seperti robotic process automation (RPA), artificial intelligence (AI), blockchain accounting, smart contracts, dan analisis yang berkelanjutan telah membuat perubahan sifat pada model bisnis. Yaitu model bisnis yang membuat tugas biasa dan berulang menjadi kurang penting dan kebutuhan akan keterampilan tingkat tinggi semakin meningkat. Riset memperkirakan 50% dari pekerjaan akuntan dan profesional lainnya dapat diotomatisasi dengan teknologi yang tersedia saat ini dengan tambahan 15% dapat diotomatisasi melalui teknologi di masa yang akan datang.

             Profesi akuntansi di mata dunia secara keseluruhan akan menjadi profesi yang sangat berbeda. Ini mengubah fokus auditor serta akuntan dalam bisnis. Pada akhirnya, disrupsi digital akan memengaruhi sifat permintaan dan ekspektasi tentang apa yang dilakukan dan dilakukan oleh seorang akuntan.

                    Berita teknologi ada di mana-mana. Banyak perkembangan dalam sudut pandang negatif. Sejarah profesi telah beradaptasi, memanfaatkan, dan memanfaatkan teknologi untuk kepentingan bisnis, pemerintah, dan masyarakat. Hilangnya operator standar di abad ke-20 adalah contohnya – peran baru yang menciptakan nilai yang lebih muncul.