KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

A. Kesenjangan Pendapatan Relatif

Merupakan jumlah pendapatan orang miskin dibandingkan dengan orang kaya. Semakin besar jarak/gap nya, semakin besar kesenjangan pendapatan relatif.

B. Kemiskinan Absolut, Kemiskinan Relatif

  1. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang disebabkan jumlah penghasilan seseorang lebih kecil dibanding dengan garis kemiskinan yaitu standar yang ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan nilai rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup minimumnya (biasanya dikaitkan dengan kebutuhan energi minimum = 2100 kalori). Dengan demikian, kemiskinan absolut adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. (dalam pengukurannya menggunakan standar minimal kehidupan).
    Ada 2 cara utama perhitungan Garis Kemiskinan:
    • Food Energy Intake (FEI) (Contoh: India, Bangladesh)
    • Cost of Basic Need (CBN) (Contoh: Indonesia)
      Tingkat kemiskinan adalah seberapa banyak orang yang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya berada di bawah garis kemiskinan.
  2. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang tidak berhubung dengan garis kemiskinan melainkan berhubungan dengan ada tidaknya ketimpangan
    distribusi pendapatan dalam suatu negara. (dalam pengukurannya membandingkan pendapatan seseorang terhadap orang lain/kesejahteraannya)
  3. Masalah penghitungan garis kemiskinan
    • Komponen barang pengukur kemiskinan selalu berubah dari waktu ke waktu karena kebutuhan orang cenderung berubah;
    • Terdapat perbedaan biaya hidup antara daerah yang satu dengan daerah yang lain; dan
    • Pengertian tentang pendapatan yang tidak lengkap: apakah tunjangan yang didapatkan dari jaminan sosial masuk ke dalam definisi pendapatan atau tidak?

C. Mengapa Penting untuk Mempelajari Kemiskinan Absolut dan Relatif?

  1. Kemiskinan absolut yang didasarkan dengan satu standar memang memberikan definisi yang lebih pasti untuk kemiskinan.
  2. Namun, standar hidup minimal seseorang akan lebih baik jika didefinisikan relatif terhadap standar hidup orang-orang di sekitarnya.
  3. Selain itu, ketimpangan sosial membuat seseorang merasa tidak senang dan tidak nyaman.

D. Categorical Welfare, Mean-Tested Welfare

  • Categorical welfare programs adalah program yang dibatasi oleh kategori dan demografi tertentu, contohnya adalah program kesejahteraan untuk penyandang disabilitas dan single mother.
  • Means-tested welfare programs adalah program yang terkait dengan tingkat pendapatan dan aset, contohnya adalah program kesejahteraan untuk masyarakat yang pendapatannya berada di bawah jumlah tertentu.
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

E. Cash Welfare, In-Kind Welfare

  1. Cash welfare programs adalah program kesejahteraan yang menyediakan keuntungan dalam bentuk uang tunai kepada penerimanya, misalnya:
    • TANF (Temporary Assistance for Needy Family) memberikan bantuan tunai untuk keluarga yang berpendapatan rendah;
    • SSI ( Supplemental Security Income) memberikan bantuan tunai kepada lansia, orang buta, dan disabilitas.
      Dalam cash welfare programs, dikenal istilah:
    • Benefit guarantee: keuntungan yang didapatkan orang yang tidak mempunyai pendapatan lain. Benefit guarantee bisa dipotong seiring bertambahnya pendapatan. (Misal: tunjangan sebesar x diberikan hingga pendapatan seseorang mencapai Rp. xxx, setelah itu jumlahnya akan dikurangi).
    • Benefit reduction rate: Seberapa besar keuntungan program kesejahteraan berkurang seiring bertambahnya pendapatan seseorang. (Misal, apabila pendapatan seseorang bertambah sebesar Rp. xx, tunjangannya akan berkurang sebesar Rp. xx)
  2. In -kind programs, adalah program kesejahteraan yang menyediakan keuntungan dalam bentuk barang kepada penerimanya, misalnya:
    • Food stamps: voucher makanan
    • Medicaid: bantuan kesehatan
    • Public housing: pembangunan apartemen, bantuan sewa rumah yang disubsidi
    • Program nutrisi tambahan: suplemen khusus untuk wanita hamil, balita, dan anak-anak, sarapan pagi dan makan siang di sekolah dengan harga murah atau gratis.

F. Moral Hazard Effect of a Means-Tested Transfer System

  1. Mean-tested transfer system mengakibatkan moral hazard/bahaya moral.

3.

Misal: ada program kesejahteraan dengan 100% BRR. Pemerintah menetapkan garis kemiskinan sebesar $9,800. Garis batas anggaran berubah dari ABC ke ABD.

  • X yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan tidak akan bekerja lagi dan mengambil tunjangan. (Kurva indiferennya bergeser dari X ke D).
  • Y yang pendapatannya sedikit di atas garis kemiskinan akan keluar dari pekerjaaannya dan mengambil tunjangan karena itu jauh lebih menguntungkan baginya. (Kurva indiferennya bergeser dari Y ke D).
  • Z yang pendapatannya jauh di atas garis kemiskinan tidak akan terpengaruh.

X dan Y inilah yang melakukan moral hazard (terutama Y).


4. Moral hazard ini bisa ditangani dengan mengurangi BRR.

Misal: ada program kesejahteraan dengan 50% BRR. Pemerintah menetapkan garis kemiskinan sebesar $9,800. Garis batas anggaran berubah dari ABC ke AB2D.

  • X dan Y akan meningkatkan jam kerjanya (Kurva indiferen X akan bergeser dari X1 ke X2, kurva indiferen Y akan bergeser dari Y1 ke Y2).
  • Z akan mengurangi jam kerjanya (kurva indiferen Z akan bergeser dari Z1 ke Z2).

G. Segitiga Besi/Iron Triangle Program Redistributif

Dalam konteks program kesejahteraan, tidak ada cara menetapkan BRR ataupun benefit guarantee yang bisa mendorong orang untuk bekerja, meredistribusi lebih merata, dan menghabiskan biaya yang sedikit.

H. Menangani Bahaya Moral/Moral Hazard: Categorical Welfare Payment

  1. Moral hazard terjadi karena pemerintah ingin meredistribusi tunjangan ke orang miskin, namun orang-orang bebas mengontrol pendapatannya sehingga orang yang sebenarnya tidak berhak pun bisa jadi akan mendapat tunjangan.
  2. Jadi, seharusnya tunjangan tidak diberikan berdasar pendapatan, namun berdasarkan kemampuan seseorang dalam menghasilkan pendapatan tersebut.
  3. Disarankan untuk menggunakan categorical welfare payment karena orang- orang cenderung sulit untuk mengubah perilakunya demi mendapatkan tunjangan. (Misal: apabila tunjangan diberikan pada penyandang disabilitas, tidak mungkin orang sehat akan berusaha memotong tangannya atau melakukan hal-hal lain sehingga ia menjadi penyandang disabilitas).

I. Menangani Bahaya Moral/ Moral Hazard: Ordeal Mechanism/ Mekanisme Uji Coba

  1. Ordeal mechanism adalah fitur program kesejahteraan yang membuat programnya menjadi tidak menarik bagi orang yang tidak membutuhkan tetapi membantu yang benar-benar membutuhkan
  2. Penargetan akan lebih efisien dan tepat sasaran.
  3. Misalnya, dibagikan makanan gratis, namun orang-orang yang ingin mendapatkannya harus mengantre dalam waktu yang cukup lama. Orang-orang yang tidak membutuhkan pun tidak akan ikut mengantre dan hanya orang-orang yang membutuhkanlah yang mendapatkannya.

J. Menangani Bahaya Moral/Moral Hazard: Opsi Increasing Outside

  1. Increasing outside adalah opsi pemecahan masalah moral hazard dimana Pemerintah bisa mencoba meningkatkan gaji orang-orang yang berpendapatan rendah supaya mereka tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan dan tidak lagi mendapatkan tunjangan.
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Singkatnya:

  • Gaji naik
  • Garis batas anggaran bergeser ke atas (dari ABD ke EFD)
  • Kurva indiferen bergeser ke atas juga (dari Y1 ke Y2)
  • Orang itu tidak lagi mendapat program kesejahteraan
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

2. Ada bermacam-macam cara untuk melakukan increasing outside, di antaranya:

  • Pelatihan
    Pemerintah tidak memberikan tunjangan kepada pekerja namun memberikan pelatihan pada pekerja. Apabila kompetensi pekerja bertambah, gajinya pun akan bertambah.
  • Subsidi pasar tenaga kerja
    Pemerintah tidak memberikan tunjangan kepada pekerja namun memberikan subsidi ke perusahaan yang akan disalurkan ke pekerja melalui gajinya. Pekerja terpaksa produktif agar mendapatkan gaji.
  • Penitipan anak
    Pemerintah tidak memberikan tunjangan kepada pekerja namun memberikan subsidi ke penitipan anak. Hal ini akan meningkatkan produktivitas orang tua karena ia bisa menitipkan anaknya dengan biaya yang terjangkau lalu bekerja.
  • Child support
    Apabila ada orang tua yang sudah bercerai/berpisah, gaji ayahnya akan dipotong oleh perusahaannya dan dikirim ke anaknya. Hal ini akan berpotensi mengurangi insiden single mother dengan membuat secara finansial mahal bagi ayah untuk meninggalkan keluarga mereka.

K. Menghilangkan “Welfare Lock”

  1. Ada program kesejahteraan yang mengaitkan tunjangan sosial dengan asuransi kesehatan (sudah satu paket)
  2. Hal ini akan menyebabkan welfare lock, yaitu tidak inginnya orang meninggalkan program kesejahteraan karena besarnya manfaat yang bisa mereka dapat.

Jadi,

  • Garis batas anggaran program kesejahteraan biasa: ABD
  • Garis batas anggaran program kesejahteraan dengan tambahan asuransi kesehatan: ABEF
  • Orang-orang jadi tidak rela meninggalkan pekerjaan lamanya demi pekerjaan yang lebih baik apabila tambahan gajinya hanya sedikit (karena pekerjaannya yang lama menawarkan asuransi kesehatan)
  • Bahkan, bisa jadi ada orang yang meninggalkan pekerjaan lamanya demi mendapatkan asuransi kesehatan (misal dari A ke E)

L. Upaya Reformasi Program Kesejahteraan

  1. Cash welfare diubah dari entitlement menjadi block grant.
  2. Negara diizinkan dan didorong untuk bereksperimen dengan struktur alternatif pembayaran cash welfare.
  3. Batas waktu dikenakan pada penerima program kesejahteraan (supaya orang- orang terdorong untuk bekerja).
  4. Persyaratan-persyaratan dikenakan pada penerima program kesejahteraan (misal: penghasilan minimal, telah mencoba mencari kerja berapa kali dalam setahun).
  5. Upaya-upaya baru untuk mengurangi jumlah single mother diperkenalkan (untuk mengurangi tunjangan terhadap single mother).

M. Mengukur Kesuksesan Program Distribusi

Semakin rendah ketimpangan, semakin baik. Dalam hal ini pengukurannya bisa dilakukan dengan tiga cara:

  1. Kurva Lorenz
    • Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk.
    • Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk.
    • Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung), maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang dan tidak merata

2. Indeks Gini atau Rasio Gini

  • Digunakan untuk melihat adanya hubungan antara jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh keluarga atau individu dengan total pendapatan.
  • Ukuran Gini Ratio sebagai ukuran pemerataan pendapatan mempunyai selang nilai antara 0 sampai dengan 1.
  • Bila Gini Ratio mendekati nol menunjukkan adanya ketimpangan yang rendah dan bila Gini Ratio mendekati satu menunjukkan ketimpangan yang tinggi.
  • Kategori Ketimpangan berdasarkan nilai koefisien Gini :

Nilai Koefisien Gini                                      Distribusi Pendapatan

… < 0,4                                                      Tingkat ketimpangan rendah

0,4 < .,, < 0,5                                           Tingkat ketimpangan sedang

……> 0,5                                                     Tingkat Ketimpangan tinggi

3. Kriteria Bank Dunia

  • Menurut Bank Dunia, ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan total pendapatan penduduk.
  • Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank)
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN