Standard Costing

5 min read

Standard Costing#

1. Pengertian Standard Costing (Biaya Standar) 
#

Biaya Standar (Standard Costing) adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah produk tertentu selama suatu periode tertentu. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi saat ini atau yang diantisipasi. 

Biaya Standar mempunyai 2 komponen yaitu : 

  1. Physical Standard (Standar Fisik) Quantity Standard 
  2. Price Standard (Standar Harga) Rate Standard

Biaya Standar dapat digunakan baik pada metode process costing maupun job order costing, dan penetapan biaya standar paling tepat untuk diterapkan pada lingkungan pabrik dimana teknologi produksi relatif stabil dan produk yang dihasilkan bersifat homogen di dalam unit akumulasi biaya. 

Perhitungan biaya standar diterapkan dalam perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) seperti produsen minyak dan produk kimia, perlengkapan bangunan, baja, dan minuman ringan. Perhitungan biaya standar diterapkan dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan yang menghasilkan unit-unit homogeny yang diproduksi dalam batch untuk setiap pesanan seperti produsen radio dan televise, furniture, produk kertas, dan makanan olahan. 

Fungsi Standard Costing (Biaya Standar) 

  1. Menetapkan anggaran 
  2. Mengendalikan biaya dan mengukur efisiensi operasi 
  3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya 
  4. Pembebanan biaya ke Direct Material, Work in Process, dan Finished Goods 
  5. Memberikan dasar penetapan tawaran kontrak dan harga jual. 

Menetapkan Standard Costing (Biaya Standar) 

Secara garis besar, standar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 

1) Standar Dasar (Basic Standard) adalah tolok ukur yang digunakan untuk membandingkan kinerja yang diharapkan dengan kinerja aktual 

2) Standar yang berlaku (Current Standard) terdiri atas tiga jenis : 

    1. Standard aktual yang diharapkan (expected actual standard) adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi. Standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual. 
    2. Standar normal (normal standard) adalah standar ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang bisa dicapai. 

Standard teoritis (theoretical standard) yaitu standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang ideal atau maksimum, standar ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus dicapai pada saat ini.

2. Aplikasi Standard Costing Pada Direct Cost#

Perusahaan yang menggunakan system standard costing, perusahaan perlu menetapkan beberapa standar biaya sebagai berikut :

    1. Jumlah input standar atas raw material yang akan digunakan untuk menghasilkan satu unit output
    2. Harga dari setiap unit input atas raw material yang dibeli
    3. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu unit output
    4. Tarif upah tenaga kerja langsung untuk setiap jamnya
    5. Jumlah biaya tidak langsung (FOH) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unti output 
    6. Tarif atas FOH untuk setiap satu satuan basis alokasi

Standar biaya diatas dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa proses produksi berjalan pada kapasitas normal yang artinya produksi tetap berjalan pada kapasitas maksimal dengan mempertimbangkan interupsi-interupsi wajar seperti perbaikan. Lalu standar biaya yang dibuat, diterapkan pada setiap komponen biaya manufaktur di sepanjang periode berjalan. Pada akhir periode, manajer melakukan pembandingan antara biaya standar dengan keadaan actual yang nyata-nyata terjadi.

3. Konsep Dasar Variance dan Perhitungannya pada direct cost#

Dalam membandingkan biaya standar dengan biaya actual yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahan, wajar apabila terdapat perbedaan diantara keduanya. Perbedaan tersebut dikenal dengan istilah Variance. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan terulang kembali, masalah sistematis yang dapat diperbaiki, atau standar yang tidak tepat. Misalnya, jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mugkin berubah.

Ada dua jenis varians, yakni :

  • Varians yang menguntungkan (favorable), adalah varians yang memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relative terhadap jumlah yang dianggarkan.
  • Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable), adalah varian yang memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relative terhadap jumlah yang dianggarkan

Dalam beberapa kasus, varians di departemen-departemen yang berbeda saling terkait. Penentuan hubungan semacam itu penting ketika varians yang menguntungkan di suatu area ditiadakan oleh varians tang tidak menguntungkan di area lain yang terkait.

Varians dalam buku hongren dalam tiga level, yakni :

3.A Level 1 ( Static budget Varians)#

Static budget varians, adalah perbedaan hasil antara hasil actual dan jumlah yang dianggarkan dalam anggaran statis ( anggaran induk yang didasarkan pada tingkat output yang direncanakan ada awal periode). Varians ini disebut statis karena anggaran untuk periode terebut dibuat dengan suatu tingkat output yang direncanakan.

3.B Level 2 ( flexible budget varians dan sales volume varians) #

Level 2 menunjukkan analisis varians berdasarkan anggaran fleksibel (anggaran yang menghitung pendapatan dan biaya yang dianggarkan berdasarkan output actual dalam periode anggaran).

Level 2 membagi level 1 (varians anggaran statis ke dalam dua bagian, yaitu :

Sales volume varians, yakni itu perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dengan anggaran statis yang berkaitan dengan kuantitas barang yang dijual.

Flexible budget varians, yakni perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran fleksibel yang berkaitan berdasarkan tingkat output aktual pada periode anggaran

3.C Level 3 (Price/rate varians & Efficency Varians)#

  • Price/rate varians. Yakni perbedaan antara harga aktual dengan harga yang dianggarkan dikali denga kuantitas input aktual. Price varians kadang-kadang disebut juga varians input atau varians tingkat upah, terutama gila mengacu pada varians harga untuk tenaga kerja langsung.
  • Efficiency varians, yakni peredaan antara kuantitas input aktual yang digunakan dan kuantitas input yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikali dengan harga yang dianggarkan. Varians efisiensi  kadang-kadang disebut juga varians penggunaan atau usage varians.

 4. Analisis varians di setiap komponen biaya produksi #

4.A. Direct material varians
#

ditinjau dari dua titik, yaitu saat pembelian dan saat penggunaan.

 4.A.1 Saat pembelian #

Material Purchase Price Variance = (AQp x AR ) – ( AQp x SR #

AQp = Actual Quantity purchased

AR = Actual Rate atau Actual Price

SR = Standard Rate atau Standard Price

 4.A.2 Saat penggunaan#

Material Usage Price Variance = ( AQu x AR ) – ( AQu x SR )#
Material Efficiency Variance = ( AQu x SR ) – ( AMQ x SR )#
Flexible budget variance = Material Usage Price Variance + Material Price Effiency Variance#

AMQ = Allowed Modified Quantity atau Standar quantity allowed for actual output
AMQ merupakan jumlah input yang dikonsumsi sesuai dengan standarnya, unutk menghasilkan sejumlah riil output yang telah dihasilkan.

Khusus untuk DM, terdapat satu lagi varians yaitu  Material Inventory Variance.  Material inventory variance ini membandingkan kuantitas materuak yag dbeli dengn kuantitas material yang digunakan, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Material Inventory Variance = ( AQp x SR ) – ( AQu x SR ) #

AQp = Actual Quantity Purchased

AQu = Actual Quantity Used

4.B Direct Labor Variance#

Labor Rate Variance = ( AQ x AR ) – ( AQ x SR )#
Labor Efficiency Variance = ( AQ x AR ) – ( AMQ x SR )#

4.C Factory Overhead#

Factory overhead memiliki unsur yang fixed dan variable.

Variable FOH

Spending Variance = ( AQ x AR ) – ( AQ x SR )#
Efficiency Variance ( V-FOH) = ( AQ x SR ) – ( AMQ x SR )#

Fixed FOH

Spending Variance = ( AQ x AR ) – ( AQ x SR )#
Idle Capacity Variance = ( AQ x SR ) @normal Cap. – ( AQ x SR ) @actual cap.#
Efficiency Variance ( F-FOH ) = ( AQ x SR ) @actual cap  – ( AMQ x SR )#
Volume Variance = ( AQ x SR ) @ normal Cap. – ( AMQ x SR )#

4.D Total FOH #

Analisis variance untuk total FOH dilakukan dengan menjumlahkan carian masing-masing komponen fixed FOH melalui beberapa pendekatan :

4.D.1 Two Variance Analysis #

Terdiri dari Controllable Variance ( Spending variance + Efficiency variance

4.D.2 Three Variance Analysis#

Terdiri dari  Spending Variance, Efficiency Variance (V-FOH), dan Volume Variance

4.D.3 Four Variance Analysis#

Terdiri dari Spending variance, Efficiency Variance (V-FOH), idle Capacity Variance, dan Efficiency variance (F-FOH)

5. Pencatatan ( penjurnalan ) Standard Costing untuk Direct Costing #

5.A Pencatatan Direct Material #

Pencatatan atas DM dapat dilakukan dengan menggunakan tiga alternatif dan dilakukan pada dua titik, yakni pencatatan atas material pada saat dibeli dan pencatatan atas material pada saat material digunakan

Method 1 : Material recorded at standard Price (SR) #

Saat Pembelian#
Saat Pemakaian#

Method 2 : Material Recorded at Actual Price (AR) as the payment #

Saat Pembelian#
Saat Pemakaian#

Method 3 : Material are recorded at standard Price (SR) and variance adjustment #

Saat Pembelian#
Saat Pemakaian#

5.B Pencatatan Direct Labor #

Pencatatan Gaji dan Upah #
Pembebanan Gaji dan Upah #

5.C Pencatatan Factory Overhead #

Pencatatan Foh Sesungguhnya #
Pembebanan FOH #

5.D Varian dan Penutupan FOH #

*1 varians#
*2 Varians#
*3 Varians#
*4 Varians#

*ASUMSI SEMUA VARIANS DALAM KEADAAN UNFAVORABLE ( MENGURANGI NET INCOME ) SEHINGGAN BERADA DI DEBIT, JIKA VARIANS BERSIFAT FAVORABLE (MENAMBAH NET INCOME ) MAKA PENJURNALANNNYA BERADA DI “KREDIT”.

Share this article

Share this article

Related Articles

3 articles
Akuntansi Biaya

Job Costing

Pendahuluan Job Costing Job Costing 1. Job Costing Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Costing System), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah . Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses , dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan , seperti departemen . Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (job cost sheet) , yang dapat berbentuk kertas maupun ele

18 min read
Akuntansi Biaya

Materials Controlling Costing dan Planning bagian 1

Materials Controlling Costing dan Planning merupakan materi yang membahas terkait materi mulai dari pengendalian hingga perencanaan.  Yuk kita bahas materinya. A. Pembelian dan Penggunaan Material 1. Langkah-langkah dalam pembelian dan penggunaan material Pembelian dan penggunan material biasanya meliputi langkah-langkah di bawah ini, yaitu : 1. Menentukan rute (routing) di tiap produk mengenai daftar kebutuhan material di tiap proses 2. Membuat anggaran produksi (production budget)

3 min read
Akuntansi Biaya

Economic Order Quantity Bagian 1

D.  Economic Order Quantity (EOQ) dan Time to Order 1)       Economic Order Quantity (EOQ)       Economic Order Quantity Adalah jumlah material yang disorder dalam satu waktu yang memungkinkan minimalnya cost of inventory dalam rangka untuk menentukan jumlah kuantitasnya yang ideal yang dihitung secara annually   Ordering Cost setahun = Jumlah pemesanan x biaya per pesanan =   Carrying Cost setahun = Rata-rata persediaan x biaya simpan Economic Order Quantity

3 min read

Article Details

Published
Feb 12, 2020
Updated
Sep 15, 2021
Reading Time
5 minutes

About the Author

Zaki

Zaki