Akuntansi Agen dan Cabang

 Pengantar Akuntansi Agen dan Cabang    

     Sebuah perusahaan untuk meningkatkan penjualan barangnya melakukan berbagai cara selain promosi yang gencar juga bisa menggunakan saluran-saluran penjualan yaitu pedagang perantara. yaitu bisa menggunakan agen, distributor, makelar, cabang, dll. Oleh karena itu diperlukan akuntansi agen dan cabang untuk memudahkan pencatatan antara kantor pusat dan saluran-saluran penjualan tersebut.

Akuntansi Agen dan Cabang
Akuntansi Agen dan Cabang (distributor)

      Pedagang perantara ini banyak sekali jenis/namanya seperti agen, distributor, makelar dll. Agus Sardjono dkk dalam bukunya Pengantar Hukum Dagang (2016:111-118), mengelompokkan pedagang perantara kedalam :

  • pedagang perantara yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (“KUHD”) antara lain yaitu: bursa dagang, makelar, kasir, dan komisioner, ekspeditur, dan pengangkut.
  • Sedangkan pedagang perantara yang tidak diatur secara khusus di dalam KUHD antara lain: agendistributor, perwakilan dagang, dan yang sejenisnya.

    Pengertian dari jenis – jenis pedagang perantara ini kadang – kadang dalam masyarakat sering tertukar karena memiliki kemiripan.

AGEN (AGENCY)

      Menurut Permendag 3 tahun 1998 Agen adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai perantara yang untuk atas nama pihak yang menunjuknya untuk melakukan penjualan.pemasaran. Agen bertindak untuk dan atas nama principal pemilik barang. Atas jasanya ini Agen akan memperoleh fee.

Ciri-ciri agen

Jadi ciri-ciri agen bisa kita simpulkan adalah :

  1. Agen dalam menjual barang bertindak atas nama principal pemilik barang/kantor pusat, bukan atas nama pribadi
  2. Agen tidak menerima pembayaran dari pembeli, Karena pembeli akan membayar langsung kepada principal pemilik barang/kantor pusat
  3. Agen tidak menerima/memiliki/menyimpan barang dagangan karena barang yang akan dijual dikirim langsung oleh principal pemilik barang/ kantor pusat. Biasanya agen hanya memiliki barang contoh saja.
  4. Agen hanya bagian dari saluran promosi principal/ kantor pusat yang menampung pesanan atau order dari pembeli, nanti pihak principal/ kantor pusat yang akan melanjutkan proses (penyerahan barang) kegiatan promosi biasanya tetap dilakukan oleh principal pemilik barang/ kantor pusat. Agen juga biasanya tidak membuat properti sendiri untuk promosi tapi biasanya disediakan oleh principal/ kantor pusat.

AKUNTANSI UNTUK AGEN

  1. Agen umumnya akan diberikan uang oleh principal/ kantor pusat berupa modal kerja untuk membiayai operasional sehari-harinya nya. Untuk mempertanggung jawabkan uang tersebut. Biasanya Agen akan membuat pencatatan sederhana seperi pencaatan dana kas kecil (petty cash – biasanya system impres) Dimana catatan ini akan diserahkan ke principal/kantor pusat beserta bukti-bukti pengeluarannya.
  2. Principal / kantor pusat juga bisa memberikan barang contoh untuk agen dan jurnal akan dicatat oleh principal/kntor pusat
  3. Pesanan dari pembeli yang diterima agen akan diteruskan ke principal/kantor pusat, lalu principal/ kantor pusat yang akan menyelesaikannya dengan pembeli, dan melakukan pencatatan atas transaksi penjualan tersebut sampai dengan penagihan ke pelanggan jika penjualan dilakukan secara kredit
  4. Atas jasanya sebagai pedagang perantara tersebut, agen akan akan memperoleh fee dari principal pemilik barang/ kantor pusat
  5. Pada akhir periode principal / kantor pusat akan membuat jurnal penyesuaian atas penjualan dan biaya serta menutup laba agen ke laba rugi principal / kantor pusat

Contoh pencatatan akuntansi agen 

PT Maju Jaya memproduksi barang berupa sabun cuci tangan. Perusahaan mempunyai banyak agen penjualan. Kepada agen perusahaan akan memberikan fee sebesar 10% dari nilai penjualan yang berhasil diperoleh agen. Pembayaran fee dilakukan pada setiap akhir bulan. Berikut ini beberapa transaksi bulan januari 2020 atas agen Bintaro:

02 Januari 2020 dikirim Kas untuk operasional Agen Bintaro Rp 10.000.000 untuk 1 bulan

3 januari 2020 kantor pusat mengirim sampel barang dagang kepada agen Bintaro sebesar Rp. 500.000

02 – 31 Januari 2020 : Agen menerima pesanan dari pembeli di Bintaro. Oleh Agen penjualan diteruskan ke kantor pusat. Barang akan dikirim langsung kantor pusat Harga Jual Rp 90.000.000 dengan harga pokok Rp 35 000.000, transaksi penjualan ini secara kredit term n/45

02 – 31 Januari : Biaya –Biaya atas Agen Bintaro sbb. :

Biaya untuk brosur/pampfet Rp 600.000, Biaya Transportasi Rp 2.000.000, Biaya Adminitrasi Rp 3.900.000, Biaya Sewa Gedung Rp ,1.500.000, Biaya Konsumsi Rp. 1.800.000

31 Januari membayarkan fee kepada agen Bintaro

Jawab

Jurnal atas transaksi tersebut dicatat Kantor Pusat

02 Januari : Pengisian Dana untuk Agen Madiun

Working Fund –  Agen Bintaro       Rp. 10.000.000

            Cash                                                 Rp 10.000.000

03 Januari : pengiriman barang sampel dari kaator pusat untuk Agen Bintaro

Agency Sample – Agen Bintaro    Rp. 500.000

            Inventory                                           Rp. 500.000

02 – 31 Januari : Penjualan Agen Bintaro: (Asumsi kantor pusat menggunakan metode Perpetual)

Account Receivable                        Rp 90.000.000

           Sales – Agen Bintaro                      Rp 90.000.000

COGS – Agen Bintaro                    Rp. 35.000.000

            Inventory – Agen Bintaro                 Rp. 35.000.000

02 – 31 Januari 2020 : Pengeluaran-pengeluaran agen Bintaro (asumsi menggunakan metode imprest)

Agen bintaro tidak membuat jurnal (hanya mengumpulkan bukti saja) lalu membuat daftar pengeluaran tersebut.

Jika modal kerja nya menipis sebelum akhir bulan, agen bisa meminta pengisian kembali kepada kantor pusat akan meminta pengisian kembali ke kantor pusat

31 januari 2020 membayar fee untuk agen Bintaro

Agency fee – Agen Bintaro                                                Rp. 9,000.000

            Cash                                                                                      Rp. 9.000.000

Pada Akhir periode Kantor pusat akan membuat penyesuaian dan penutup atas transaksi agen:

  1. Atas barang sample yang masih tersisa. Misalnya akhir bulan tersisa 100.000

Advertising expense – Agen Bintaro                    Rp. 400.000

                        Agency Sample – Agen Bintaro                Rp. 400.000

  1. Atas modal kerja yang sudah terpakai

31 Januari 2020 : pengisian kembali kemodal kerja untuk agen :

Advertising Expense – Agen Bintaro                     Rp. 600.000

Transportation Expense – Agen Bintaro              Rp. 2.000.000

Administration Expense – Agen Bintaro               Rp. 3.900.000

Rent Expense – Agen Bintaro                                Rp. 1.500.000

Consumption Expense – Agen Bintaro                 Rp. 1.800.000

                        Cash                                                              Rp. 9.800.000

  1. Atas penjualan dan biaya

Sales – Agen Bintaro                                              Rp. 90.000.000

            Income – Agen Bintaro                                           Rp. 90.000.000

Income – Agen Bintaro                                           Rp. 54.200.000        

 COGS – Agen Bintaro                                             Rp. 35.000.000

Advertising Expense – Agen Bintaro                     Rp. 1.000.000(600rb+400rb sampel)

Transportation Expense – Agen Bintaro              Rp. 2.000.000

Administration Expense – Agen Bintaro               Rp. 3.900.000

Rent Expense – Agen Bintaro                                Rp. 1.500.000

Consumption Expense – Agen Bintaro                 Rp. 1.800.000

Agency fee- Agen Bintaro                                      Rp. 9.000.000

Income – Agen Bintaro                                           Rp. 35.800.000        

            Income Summary                                                     Rp. 35.800.000

CABANG (BRANCH)

      Seperti yang sudah dijelaskan diatas, perusahaan dalam rangka meningkatkan penjualannya akan terus berusaha mencari berbagai cara. Selain melalui Agen yang dijelaskan diatas, perusahaan bisa juga membuka kantor cabang di berbagai daerah untuk memanfaatkan market share yang masih besar bagi produk mereka

      Secara hukum, Kantor Pusat dan Cabang merupakan entitas tunggal jadi walaupun masing-masing menyelenggarakan pembukuan yang terpisah

  • Kantor cabang wewenangnya yang lebih luas daripada agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Kantor cabang juga bisa membeli barang dagang dari pihak luar, bukan hanya dari kantor pusat.
  • Karena kantor cabang mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan transaksi penjualan maka mereka pun punya wewenang menerima pembayaran secara langsung dari konsumen akhir
  • Kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri atas transaksi-transaksinya, dan membuat laporan keuangan tersendiri yang bersifat Internal. Sedangkan untuk kepentingan pihak eksternal, nanti kantor pusat akan membuat laporan keuangan yang berisi gabungan dari kantor pusat dan semua kantor cabangnya
  • Diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal(timbal balik) antara kantor pusat dan kantor cabang. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Rekening ini sangat diperlukan dalam penyusunan laporan di kantor pusat.

Jenis – Jenis Transaksi yang dilakukan Cabang

  1. Transaksi dengan Pihak Luar (selain Kantor Pusat)

     Jika kantor cabang melakukan transaksi dengan pihak luar selain kantor pusat maka jurnal yang dibuat sseperti biasa sebagaimana akuntansi yang berlaku umum

  1. Transaksi dengan Kantor Pusat

      Seperti dijelaskan diatas karena kantor pusat dan kantor cabang bukanlah pihak yang independen, sehingga pencatatan transaksi antar kedua pihak ini akan menggunakan rekening Resiprokal menggunaan akun Home Office dan akun Branch.

Dalam workbook IIn Indrawari dan Dyah Purwanti disebutkan :

  1. Akun “Home Office” merupakan akun yang dicatat oleh Cabang untuk mencatat transaksi dengan Pusat. Akun “Home Office” berpasangan dengan akun yang terkait dengan penerimaan/pengiriman dari dan ke Kantor Pusat (seperti uang tuani, barang dagangan dan asset lainnya).

   Akun “Home Office” memiliki saldo normal di sebelah Kredit dan sering dipersamakan dengan ekuitas Cabang. Jika Cabang melakukan transaksi yang mengakibatkan penerimaan disisi Cabang, maka Cabang akan mencatat asset/beban disisi debit dan “Home Office” di sisi kredit.

Akun ini juga merepresentasikan Investasi bersih (net investment ) kantor pusat pada cabangnya.

Pada Akhir periode saldo income summary pada cabang ditutup kea kun Home Office.

  1. Akun “Branch” merupakan akun yang digunakan oleh Pusat untuk mencatat transaksinya dengan Cabang. Akun “Branch” berpasangan dengan akun yang terkait dengan pengiriman/penerimaan ke dan dari Cabang seperti uang tunai, barang dagang dan asset lainnya

       Akun “Branch” memiliki saldo normal di sebelah debit dan sering dipersamakan dengan Investasi dari Pusat. Jika Pusat melakukan transaksi yang mengakibatkan pengiriman di sisi Pusat, maka Pusat akan mencatat Branch di sisi debit dan akun yang terkait dengan pengiriman/penerimaan ke Cabang di sisi kredit.

Akun ini juga digunakan untuk mencatat Net Income /net Loss yang dilaporkan oleh Cabang

AKUNTANSI UNTUK CABANG

UMUM:

  1. Biaya Awal Pembentukan Kantor Cabang

Seluruh biaya awal (pembukaan) kantor cabang akan dibebankan sebagai Expense pada tahun berjalan oleh Pusat

  1. Transaksi pengiriman uang dari Pusat ke Cabang

Pusat akan mencatat:

Branch – A                              xx (sebesar uang yang dikirimkan)

            Cash                                        xx

Cabang akan mencatat:

Cash                                        xx (sebesar uang yang diterima dari pusat)

            Home Office                           xx

  1. Transaksi pengiriman Aktiva Tetap yang dimiliki Pusat ke Cabang

Pusat akan mencatat:

Branch – A                              xx (sebesar Aktiva Tetap yang dikiriman ke cabang)

            Equipment                                           xx

Cabang akan mencatat:

Equipment                                           xx (sebesar aktiva tetap yang diterima dari pusat)

            Home Office                                       xx

  1. Kantor Pusat membayarkan dimana biaya tersebut dibagi rata antara Pusat dengan Cabang, misalnya pusat membayar Biaya iklan Rp 1.000.000 (dimana 30% untuk pusat)

Pusat akan mencatat:

Advertising Expense               xx (sebesar Biaya yang dibayar) 1 juta

            Cash                                                    xx                                            1 juta

Branch – A                              xx (sebesar biaya untuk cabang) 300.000

            Advertising Expense                           xx                                            300.000

Cabang akan mencatat:

Advertising Expense               xx (sebesar alokasi biaya dari pusat)300.000

            Home Office                                       xx                                            300.000

  1. Kantor Pusat mengirimkan persediaan barang dagang ke Cabang sebesar harga pokok kator pusat, .

Pusat akan mencatat:

Branch – A                              xx (sebesar barang dagang yang dikiriman ke cabang)

            Shipment to Branch                xx

Cabang akan mencatat:

Shipment from HO                 xx (sebesar barang dagang yang diterima dari pusat)

            Home Office                           xx

Catatan :

  1. Akun “Shipment to Branch” disajikan sebagai pengurang di bagian Harga Pokok Penjualan (COGS) Kantor Pusat.
  2. Akun “Shipment from Home Office” dipersamakan dengan perolehan (pembelian) barang oleh Cabang. Jadi bagi cabang akan menjadi penambah dalam harga pokok penjualan (COGS)

  1. Penutupan laba rugi Cabang dan penyesuaian Pusat atas laba bersih Cabang

     Pada akhir periode, Cabang menutup laporan laba rugi dan menutup saldo debit/kredit dengan menggunakan akun “Home Office”. Sebaliknya, Pusat mencatat Laba Bersih Cabang dengan menggunakan metode ekuitas dimana laba bersih dari Cabang dicatat sebagai pendapatan dari Cabang (Income from Branch).

Pusat akan Mencatat :

Branch – A                        xx (sebesar laba cabang)

      Income from Branch               xx

Cabang akan Mencatat :

Sales                                             xx (total penjualan

Inventory ending                            xx ( pers akhir)

      Shipment from HO                             xx (total dari pusat)

      Expense                                              xx (biaya-biaya)

      Income Summary                               xx (selisih,akun inibersaldo debit kalau rugi)

Income Summary                         xx (sebesar laba cabang)

      Home Office                                       xx

KHUSUS:

  1. Biaya pengiriman barang dagang

    Dalam pembahasan akuntansi Pusat dan Cabang ini diasumsikan keduanya menerapkan sistem periodik untuk pencatatan transaksi persediaan barang dagang.

     Jika ada ongkos angkut pembelian atau pengiriman barang akan menggunakan akun “Freight-In” atau “Transportion-In”. Terkait dengan biaya pengiriman barang dagang, transaksi dikelompokkan menjadi:

  1. Pengiriman barang dagang dari Pusat ke Cabang dengan tambahan biaya pengiriman yang dibayar pusat

Pusat akan mencatat:

Branch – A                                    xx (sebesar nilai barang dagang + ongkos angkut)

      Shipment to Branch – A                  xx (sebesar harga pokok barang dagang)

      Cash                                                    xx (sebesar ongkos angkut yang dibayar)

Cabang akan mencatat:

Shipment from HO                     xx(sebesar harga pokok barang dagang)

Freight In                                     xx(sebesar ongkos angkut yang dibayar)

      Home Office                                      xx (sebesar barang dagang+ongkos angku)

  1. Pengembalian (retur) barang dagang dari Cabang ke Pusat dengan tambahan biaya pengiriman yang dibayar oleh cabang.

Pusat akan mencatat:

Shipment to Branch – A            xx (sebesar harga pokok barang yg diretur cabang)

Loss on Excessive freight        xx (freight in yang batal + freight in utk retur)

      Branch – A                                          xx (harga pokok barang yang diretur  + loss)

Cabang akan mencatat:

Home Office           xx (=harga pokok barang +freight in yang batal + freight in utk retur)

Shipment from HO   xx(= harga pokok barang yang di retur)

Freight In                    xx(=Freight in yang batal )

      Cash                                                  xx(=ongkos angkut yang dibayar utk retur)

  1. Pengiriman barangke cabang oleh pusat dimana pusat membebankan margin laba (mark up ) ke barang yang dikirim tersebut

    Kelebihan cara ini jika dilakukan pusat adalah Untuk mengalokasikan laba kotor yang pantas untuk kantor pusat

     Sedangkan kelemahannya adalah Net Income yang dilaporkan oleh Cabang akan karena COGS nya besar saja Understated dan saldo akhir inventories pada cabang overstated untuk keseluruhan perusahaan


      Selain itu dalam rangka penyusunan laporan keuangan gabungan nantinya  Kantor Pusat harus mengeliminasi kelebihan harga (overcost) tersebut  dari harga yang tercatat

Pusat akan mencatat :

Branch – A                               xx ( harga pokok + mark up

             Shipment from HO                 xx (harga pokok barang dagang)

             Unrealized profit                     xx (mark up)

Cabang akan mencatat :

Shipment from HO                   xx (harga pokok + mark up)

             Home Office                           xx (harga pokok + mark up)

 Akhir periode akan dibuat jurnal penyesuaian atas over/understated tersebut:

Pusat akan mencatat :

Branch – A                               xx (sebesar laba cabang)

             Income from Branch               xx(sebesar laba cabang)

Unrealized profit                    xx (sebesar mark up)

             Income from Branch               xx

Cabang akan mencatat :

Income Summary                    xx (sebesar laba cabang)

             Home Office                           xx (sebesar laba cabang)

Semoga bermanfaat, Materi akuntansi Agen dan Cabang ini 🙂